Profil Wahyana: Guru Inspiratif yang Melenggang di Olimpiade

Olimpiade Tokyo 2020 memang telah usai. Namun, euforia pesta olahraga empat tahunan itu masih terasa, karena tak habis-habisnya membuat Indonesia bangga.

Selain kesuksesan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyabet medali emas bulutangkis ganda putri, Indonesia juga dibuat bangga dengan hadirnya wasit lokal yang bertugas memimpin pertandingan final bulutangkis tunggal putri, antara Chen Yufei vs Tai Tzu Ying, Minggu, (01/08/21).

Adapun wasit yang dimaksud ialah Wahyana, di mana ia sehari-hari bekerja sebagai guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di SMPN 4 Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. Lantas, bagaimana seorang guru bisa menjadi salah satu pengadil di pertandingan sekelas Olimpiade?

Lewat wawancara yang dilakukan Iwan Syahril selaku Dirjen GTK dalam Sapa GTK 9: Dari Guru Sampai Menjadi Wasit Badminton Olimpiade Tokyo 2020, Wahyana menuturkan jika ia memulai karir perwasitannya dari posisi yang sederhana dan kerap tak dipandang oleh sebagian orang, yaitu menjadi hakim garis.

Perjalanan karir ini dimulai dari tahun 1995. Tuntutan ekonomi menjadi alasan utama Wahyana melebarkan sayap ke dunia tepok bulu. Ia menjadi hakim garis di kejuaraan bulutangkis tingkat Kabupaten Sleman selama beberapa tahun, sebelum namanya diajukan untuk mengikuti seleksi wasit tingkat kabupaten di tahun 2000 silam.

Di kancah nasional, Wahyana berhasil lulus lisensi Nasional B pada tahun 2005, lalu lulus ujian Nasional A saat ajang Indonesian Open 2006 digelar di Surabaya. Sebulan kemudian, Pak Yana pun langsung dipanggil untuk mengikuti ujian Asia Accreditation di Malaysia. Tahun 2008, ia sudah mengantongi lisensi umpire tertinggi di level kontinental (Asia).

Wahyana akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian BWF Accreditation di Chiba, Jepang, pada tahun 2012. Kemudian, ia juga mendapat kesempatan untuk ikut ujian BWF Certification di Thomas & Uber Cup 2016 yang digelar di Kunshan, China.

Dengan demikian, Wahyana menjadi wasit dengan sertifikasi dari federasi bulutangkis dunia (BWF). Sejak tahun 2018, ia juga ditunjuk menjadi asesor (tim penilai) ujian wasit bulutangkis Internasional. Pak Yana juga pernah bertugas di 77 caps internasional, termasuk PON, SEA Games, Asian Games, hingga kejuaraan dunia dan Olimpiade.

“Untuk menjadi wasit di Olimpiade, perjalanannya cukup panjang, karena untuk bisa (menjadi wasit) di Olimpiade itu harus punya lisensi tertinggi, yakni lisensi BWF. Saya bisa mendapat itu melalui tahapan yang banyak dan cukup lama,” ungkap Wahyana, dilansir dari media MNC.

Buat kamu yang ingin mengenal lebih jauh sosok Wahyana, seorang guru inspiratif dari Gunungkidul yang sukses melenggang ke Olimpiade, jangan sampai ketinggalan sesi Bincang Guru Inovatif bersama HAFECS.

Bincang Guru Inovatif kali ini akan menghadirkan sosok Drs. Wahyana, yang akan berbincang bersama Direktur & Master Trainer HAFECS, Dr. Zulfikar Alimuddin, B.Eng., MM, dengan tema “Inspirasi Guru Hebat: Dari Guru hingga menjadi Wasit Internasional.” Agenda ini akan digelar secara virtual melalui Zoom dan Youtube pada Sabtu, 28 Agustus 2021. Jangan sampai ketinggalan sesi inspiratif ini, karena semua peserta akan mendapat sertifikat. Segera daftarkan dirimu melalui link . Informasi lebih lanjut dapat disimak melalui media sosial Instagram @guruinovatif.id.

You May Also Like

HAFECS dan GIBS Gelar Studi Tiru dan Workshop Literasi untuk Pustakawan Se-Hulu Sungai Selatan Bersama Dinas Pendidikan HSS

Yayasan Hasnur Centre Gelar Konferensi Internasional ICO-CRE 2024

HAFECS Hadirkan 2 Profesor untuk Ajarkan Penalaran dan Berpikir Matematis

HAFECS, YHC dan Disdik Batola Bahas Program Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *